KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allohh SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Bussines Plan ini
dengan penuh kemudahan, tanpa pertolongannya mungkin penulis
tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Shalawat
dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni nabi muhammad
SAW.
Bussines Plan ini disusun agar pembaca
dapat memperluas ilmu tentang berwirausaha,
yang kami sajikan berdasarkan pengumpulan
dari berbagai sumber.
Penyusun juga mengucapkan terima
kasih kepada Prof. Dr. Ir. H. Dahmir
Dahlan, M.Sc sebagai
dosen pembimbing, keluarga dan teman – teman yang telah memberi bantuan demi
tersusunnya Bussines Plan ini.
Semoga dengan adanya skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sadar bahwa
masih banyak kekurangannya, maka dari itu penulis mengharap saran dan kritik
yang membangun guna menyempurnakan
skripsi ini.
Jakarta, 20 Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.............................................................................................. i
DAFTAR ISI
............................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
......................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang
.......................................................................................................... 1
B.
Pokok Masalah .......................................................................................................... 3
C.
Tujuan ........................................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 4
A.
Studi Kelayakan Bisnis
.............................................................................................. 4
1.
Kepemilikan dan Pengurus Usaha ............................................................ 4
2. Sejarah Perusahaan ................................................................................... 5
3. Lokasi dan Fasilitas
................................................................................... 5
4. Pemasaran
................................................................................................. 5
5. Lokasi dan Teknis
..................................................................................... 7
6. Proyeksi Keuangan ................................................................................... 7
B. Sumber Dana Investasi
.................................................................................. 8
1. Tabel Jadwal Pembayaran Pokok dan Bunga Kredit ................................ 9
2. Tabel List Barang dan Kegunaannya ........................................................ 9
3. Analisis Pasar
............................................................................................ 9
4. Struktur Organigram
................................................................................. 9
BAB III KESIMPULAN DAN
SARAN .................................................................. 11
A.
Kesimpulan
.............................................................................................................. 11
B.
Saran
........................................................................................................................ 11
Daftar
pustaka ........................................................................................................... 13
Lampiran – Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kewirausahaan, kekayaan
menjadi relatif sifatnya. Ia hanya merupakan produk bawaan (by-product) dari
sebuah usaha yang berorientasi dari sebuah prestasi. Prestasi kerja manusia
yang ingin mengaktualisasikan diri dalam suatu kehidupan mandiri. Ada pengusaha
yang sudah amat sukses dan kaya, tapi tidak pernah menampilkan diri sebagai
orang yang hidup mewah, dan ada juga orang yang sebenarnya belum bisa dikatakan
kaya, namun berpenampilan begitu glamor dengan pakaian dan perhiasan yang amat
mencolok.
Maka soal kekayaan akhirnya
terpulang pada masing-masing individu. Keadaan kaya miskin, sukses gagal, naik
dan jatuh merupakan keadaan yang bisa terjadi kapan saja dalam kehidupan
seorang pengusaha, tidak peduli betapapun piawainya ia. Ilmu kewirausahaan
hanya menggariskan bahwa seorang Wirausahawan yang baik adalah sosok pengusaha
yang tidak sombong pada saat jaya, dan tidak berputus asa saat jatuh.
Tidak ada satu suku
katapun dari kata “Wirausaha” yang menunjukkan arti kearah pengejaran uang dan
harta benda, tidak pula kata wirausaha itu menunjuk pada salah satu strata,
kasta, tingkatan sosial, golongan ataupun kelompok elite tertentu. Di
Indonesia, di penghujung abad ke 20 ini kewirausahaan boleh dikata baru saja
diterima oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif dalam meniti karier dan
penghidupan. Seperti diketahui, umumnya rakyat Indonesia mempunyai latar
belakang pekerja pertanian yang baik. Dengan hidup dialam penjajahan hampir 3,5
abad lamanya, nyaris tidak ada figur panutan dalam dunia kewirausahaan. Yang
ada hanya pola pemikiran feodalisme, priyayiisme, serta elitisme yang satu
diantaranya sekian banyak ciri-cirinya adalah mengagungkan status sosial
sebagai pegawai, terutama pegawai negeri (kontras dengan status leluhur yang
petani).
Pada era orde baru,
pemerintah sadar bahwa untuk memajukan bangsa dan negara, peran serta
masyarakat swasta harus dilibatkan secara serius. Oleh sebab itu keWirausahaan
mulai dikampanyekan, dengan berbagai penekanan bahwa lowongan kerja tidak akan
mampu menampung jumlah angkatan kerja yang dari tahun ke tahun semakin
membengkak. Lebih jauh para pengusaha kecil dibina dengan harapan bisa
berkembang menjadi tonggak tumpuan ekonomi di masa datang. Pengusaha besar
diberi kemudahan, karena merekalah kini pemain-pemain utama yang mendukung
tugas pemerintah di sektor ekonomi. Sebagai negara berkembang bisa dimengerti
kalau terjadi berbagai ekses dan penyimpangan. Dengan masyarakat yang berlatar belakang
non entrepreneur serta cendrung feodalis, bangsa Indonesia tampak kurang siap
di berbagai aspek. Dalam periode transisi dari alam birokrasi ke iklim bisnis
yang serba cepat, pacuan kewirausahaan menyebakan para pengusaha Indonesia
kedodoran pada segi-segi yang amat penting, diantaranya faktor sikap mental
(attitude), motivasi, etos kerja serta kesadaran tentang pengabdian kepada
bangsa dan negara.
Setiap kegiatan
yang mempunyai bobot persaingan, memerlukan ketajaman naluri. Seorang pemburu
memerlukan naluri untuk bersaing dengan buruannya. Demikian juga dalam dunia
kewirausahaan. Pengusaha bersaing tidak hanya dengan perusahaan-perusahaan
pesaing, tetapi juga dengan keadaan dan situasi tertentu, seperti moneter dan
ekonomi, politik, perubahan kebijaksanaan pemerintah. Untuk dapat
mengantisipasi setiap perkembangan yang mungkin terjadi, seorang Wirausahaan
perlu melatih naluri ke Wirausahaannya, agar selalu
siap menghadapi hal apapun dantetap bertahan hidup.
Kim Woo
Chong, pendiri Daewoo, mengatakan bahwa sekali wirausahawan memproklamirkan
diri sebagai seorang Wirausahawan, maka semua pemikiran dan tindakan
wirausahawan adalah untuk usaha. Wirausahawan harus “ merendam “ jiwa raga
wirausahawan kesana.
Makin lama
wirausahawan menjiwai dunia wirausaha, makin banyak pengalaman wirausahawan,
maka makin tajamlah naluri wirausahawan. Seseorang yang mempunyai komitmen diri
yang teguh akan sikapnya adalah orang yang mampu untuk menjadi pemimpin yang
selanjutnya cara dan metode yang diterapkannya disebut Kepemimpinan. Suatu
pedoman bagi kepemimpinan yang baik adalah “perlakukanlah orang-orang lain
sebagaimana wirausahawan ingin diperlakukan”. Berusaha memandang suatu keadaan
dari sudut pandangan orang lain akan ikut mengembangkan sebuah sikap tepo
seliro. Pengusaha yang berpeluang untuk maju secara mantap adalah yang memiliki
jiwa kepemimpinan yang sangat menonjol. Ciri-ciri mereka biasanya sangat
menonjol, dan sangat khas. Dimana keputusan dan sepak terjangnya sering
dianggap tidak lazim dan lain dari pada umumnya pengusaha.
Mereka “tampil
beda”. Salah satu contoh : adalah Kim Woo Chong, seorang Wirausahawan terkemuka
di Korea, pendiri kelompok Daewoo. Kim tidak pernah terpengaruh oleh sepak
terjang pengusaha-pengusaha lain dan ikut-ikutan mengejar trend bisnis yang
ramai-ramai dilakukan orang. Pada saat para pengusaha lain berlomba-lomba
mencari pasar di Amerika dan Eropa, ia secara mengejutkan justru menerobos
negara-negara tirai besi, seperti Rusia dan sekutu-sekutunya. Lebih
mencengangkan lagi ia juga merangkul negara-negara yang sejauh ini sangat
ditakuti dan diharamkan oleh negara-negara penganut kapitalisme seperti Libia
dan Iran. Akan tetapi kenyataan membuktikan bahwa Kim benar. Dengan
keputusannya itu ia, dan Daewoo berkembang menjadi salah satu konglomerat
terbesar di Asia serta diperhitungkan dimana-mana termasuk Amerika dan Eropa.
Charles Webber: 1970,
mengatakan bahwa untuk menjadi negara maju, minimal diperlukan 2% komunitas
pengusaha besar dan 20% komunitas pengusaha menengah dan kecil, dan tentunya untuk
dapat dan mau menjadi pengusaha sangat diperlukan rangsangan makro maupun mikro
serta bakat-bakat kepemimpinan pada warga negara di suatu negara. Bagaimanakah
dengan kondisi kewirausahaan, kepemimpinan serta motivasi apa saja yang
mendorong para pengusaha kecil untuk berwira usaha?. Untuk inilah makalah ini
ditulis.
B. Pokok Masalah
Bagaimanakah
kondisi kewirausahaan di Indonesia saat ini?
Motivasi apa saja yang mendorong para pengusaha kecil untuk berwirausaha?
C. Tujuan
Tujuan saya mendirikan toko percetakan ini agar dapat mandiri sehingga tidak menggantungkan nasib kepada perusahaan-perusahaan entah itu jadi karyawan negeri (PNS) atau karyawan swasta, menciptakan lapangan kerja sebanyak mungkin sehingga dapat membatu dan berguna bagi orang lain.
VISI :
Ingin menciptakan lapangan kerja yang lebih luas, memperkenalkan atau meningkatkan mutu masyarakat dibidang tekhnologi usaha dalam percetakan sehingga memudahkan masyarakat dalam proses belajar.
MISI :
Memperluas jaringan dalam bisnis percetakan misalnya membuat cabang-cabang
dikecamatan atau bahkan diperkotaan, memberi pelayan yang terbaik sehingga
customer puas sehingga resiko untuk kehilangan pelanggan pun tidak ada.
BAB II
PEMBAHASAN
A. STUDI KELAYAKAN
BISNIS
PT. Mars merupakan perusahaan
percetakan yang menerima semua percetakan seperti photocopy, cetak undangan, kartu nama,
cetak photo digital dll, mesin cetak yang dimiliki
yaitu dari
mesin ukuran kecil sampai yang berukuran, seperti: mesin cetak poster A1, sedangkan mesin paling kecil yang dimiliki adalah mesin cetak 1 warna dengan ukuran A4, sehingga masyarakat sekitar tidak kesulitan jika
ingin mencetak dokumen atau apapun.
1.
KEPEMILIKAN DAN Pengurus
Usaha
Pemrakarsa
Dengan latar belakang yang seperti
diceritakan diatas, maka saya merencanakan membangun usaha Percetakan ini.
Kepemilikan Usaha
Usaha Percetakan ini merupakan usaha
perorangan, dimana pengurus usaha adalah:
Pemilik
/ Pimpinan Usaha : Umar
Sumardi
Pengurus
Harian : Wiwin
Operasional :
Edih
Dibantu : 2 orang
karyawan (teman)
Modal Usaha
Modal dasar usaha dan telah disetorkan
sebesar Rp 87.468.000 (Delapan puluh Tujuh Juta Empat
Ratus Enam Puluh Delapan Ribu Rupiah).
Surat-Surat Izin
Surat-surat izin dan referensi yang harus dimiliki adalah:
-
-
Copy BPKB Mobil
-
-
Kartu keluarga
-
Kartu tanda penduduk (KTP)
2. SEJARAH PERUSAHAAN
Perusahaan
percetakan Mars ini berdiri pada tahun
2016 dimana saya sudah lulus kuliah S1 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan di
Institut Sain dan Teknologi Nasonal Jakarta, pada awalnya muncul inspirasi
untuk mau buka usaha ini dikarenakan melihat toko percetakan yang besar
ditempatku ‘’Cianjur’’ sebut saja nama toko itu adalah Toko Makmur Jaya dulu
waktu saya masih Sekolah Menengah Atas (SMA) saya sering datang ke toko
tersebut ya tidak lain dan tidak bukan mau mencetak pastinya, nah dari situlah
keinginan membuka usaha percetakan ini muncul dan semoga semuanya menjadi
kenyataan dan dikabulkan oleh Alloh SWT.
Amin
...
3. LOKASI DAN FASILITAS
Nama
Toko : Mars Digital
Alamat
: Jalan Raya Sukabumi Km. 14 Warungkondang, Cianjur.
Telepon
: -
Fax
: -
Status
Tempat : Sewa
Harga
Sewa : 10.000.000,- / Tahun
4.
Pemasaran
Produk
& Segmentasi
Percetakan ini
adalah industri usaha percetakan dengan menggunakan mesin produksi kecil atau mesin
offset kantor dengan ukuran maks HVS dan oplah berkisar 1 rim HVS (500 lembar),
seperti: cetakan kop surat, Undangan pernikahan, sertifikat, kwitansi, bon dan
buku dengan oplah kecil.
Segmentasi pasar dalam mencari order
cetakan ditargetkan 2 segmentasi, yaitu:
-
Warga Sekitar dan Pelajar (siswa & mahasiswa)
-
Pelanggan
baru yang mengetahui keberadaan usaha ini.
Permintaan
Atas dasar permintaan order cetakan yang
saya perkirakan selama 3 bulan awal sebesar:
-
bulan
1 Rp 5.500.000
-
bulan
2 Rp 4.600.000
-
bulan
3 Rp 4.900.000
Persaingan
Usaha percetakan ini cukup banyak yang
membukanya, tapi permintaan order cetakan sangat banyak, sehingga dengan membuka satu usaha lagi
tidak akan banyak merusak pasar.
Peluang
Usaha percetakan saya ini mendapatkan order
dengan 2 cara, yaitu:
-
Order
pasti (captive market) dari Warga Sekitar dan Pelajar
-
Order
potensial (Potensial market), yaitu: merebut bagian pasar bebas
Besarnya order cetakan tersebut adalah:
Bulan |
Captive Market |
Potensial Market |
Kenaikan Potensial Market (%) |
Total Order |
Historikal: |
|
|
|
|
Bulan-0 |
4.900 |
0 |
0 |
4.900 |
Proyeksi: |
|
|
|
|
Bulan-1 |
4.900 |
2,100 |
100 |
7,000 |
Bulan-2 |
4.900 |
2,520 |
120 |
7,420 |
Bulan-3 |
4.900 |
2,940 |
140 |
7,840 |
Bulan-4 |
4.900 |
3,360 |
160 |
8,260 |
Bulan-5 |
4.900 |
3,675 |
175 |
8,575 |
Bulan-6 |
4.900 |
3,990 |
190 |
8,890 |
Bulan-7 |
4.900 |
4,200 |
200 |
9,100 |
Bulan-8 |
4.900 |
4,410 |
210 |
9,310 |
Bulan-9 |
4.900 |
4,515 |
215 |
9,415 |
Bulan-10 |
4.900 |
4,620 |
220 |
9,520 |
Bulan-11 |
4.900 |
4,725 |
225 |
9,625 |
Bulan-12 |
4.900 |
4,830 |
230 |
9,730 |
5. Lokasi
dan Teknis
Lokasi Usaha
Rencana Percetakan ini akan dibuka pada
komunitas percetakan kecil dikota tersebut.
Fasilitas dan perlengkapan usaha yang
diperlukan dalam membangun usaha ini adalah:
-
Sewa kios 1 tahun
Rp
10.000.000
-
Mesin Cetak Offset Kantor 2 unit x @
Rp 25.000.000 Rp 50.000.000
-
Mesin
Cetak poster A1 1 unit x @ Rp 26.568.000 Rp 26.568.000
-
Meja kerja 2 unit x @ Rp
200.000 Rp 400.000
-
Meja & kursi 1 unit x @ Rp
250.000 Rp 250.000
-
Lain-lain
Rp 250.000
Total Rp 87.168.000
6.
Proyeksi Keuangan
Total biaya pembangunan Usaha Percetakan
ini sebesar Rp 87.168.000, dengan rincian sebagai berikut:
Investasi tetap:
-
Sewa kios 1 tahun
Rp 10.000.000
-
Mesin Cetak Offset Kantor 2 unit x @
Rp 25.000.000 Rp 50.000.000
-
Mesin
Cetak poster A1 1 unit x @ Rp 26.568.000 Rp 26.568.000
-
Meja kerja 2 unit x @ Rp
200.000 Rp 400.000
-
Meja & kursi 1 unit x @ Rp
250.000 Rp 250.000
-
Lain-lain
Rp 250.000
Total Rp 87.168.000
B. Sumber Dana Investasi
Kebutuhan dana dalam pembangunan usaha ini
berasal dari dana sendiri dan dana pinjaman dari bank. Yaitu:
Modal sendiri
-
Investasi Tetap Rp 57.168.000 (65%)
Kredit Bank
-
Investasi Tetap Rp 30.000.000 (35%)
Grand
Total Rp 87.168.000
Asumsi Proyeksi
Keuangan:
Asumsi-asumsi proyeksi keuangan dapat dilihat
pada Formulir lampiran keuangan (Microsoft Excel), seperti: Harga Jual,
Harga Pokok, Biaya Operasional, Tenaga Kerja, Suku Bunga Bank, Rasio
Persediaan, Piutang, Hutang Dagang,
Kenaikan Harga dan Biaya (escalation),
Umur Ekonomis / Penyusutan, dan sebagainya.
Pembayaran Kredit
Sedangkan pembayaran kredit akan dimulai dicicil pada bulan kedua operasional, dan berakhir pada bulan ke-12. Lebih detail dapat dilihat pada tabel dibawah ini atau pada lampiran-02 Proyeksi Aliran Dana)
1. Tabel Jadwal Pembayaran Pokok dan Bunga Kredit
Bulan |
Pokok
Kredit (Rp
000) |
Bunga
Kredit (Rp
000) |
Total (Rp
000) |
Bulan-1 |
2,538 |
457 |
2,995 |
Bulan-2 |
2,538 |
419 |
2,957 |
Bulan-3 |
2,538 |
381 |
2,919 |
Bulan-4 |
2,538 |
343 |
2,881 |
Bulan-5 |
2,538 |
304 |
2,842 |
Bulan-6 |
2,538 |
266 |
2,804 |
Bulan-7 |
2,538 |
228 |
2,766 |
Bulan-8 |
2,538 |
190 |
2,728 |
Bulan-9 |
2,538 |
152 |
2,690 |
Bulan-10 |
2,538 |
114 |
2,652 |
Bulan-11 |
2,538 |
76 |
2,614 |
Bulan-12 |
2,532 |
38 |
2,570 |
2. Tabel List Barang & Kegunaannya.
Nama Barang |
Kegunaannya |
Epson A4 |
Untuk mencetak photo atau dokumen yang berformat A4 |
Epson A3 |
Untuk mencetak gambar yang berformat A3 |
Mesin Photocopy |
Untuk memphotocopy atau menggandakan suatu buku/karya ilmiah |
ATK |
Menyediakan bebagai peralatan sekolah dan kantor |
Komputer |
Untuk jasa pengetikan atau pengeditan photo |
Cover |
Menyediakan berbagai penjilidan |
3. Analisa Pasar
Pada era saat ini usaha percetakan sudah tidak asing hampir ditiap-tiap daerah membuka usaha ini tidak terkecuali lingkungan sekolah/pelajar paling sedikitnya ada 3 toko percetakan dilingkungan sekolah, tapi itu semua tidak pernah menyurutkan saya untuk membuka usaha ini saya yakin saya mampu bersaing dengan toko-toko percetakan yang lain bahkan saya optimis akan mendapatkan persaingan pasar dalam usaha percetakkan ini, karena itu semua tergantung dari diri kita sendiri jika kita memang ingin maju maka kita harus mengsetting maintenans dalam pikiran kita dengan kata-kata sukses dan sukses. Apalagi dengan strategi yang saya milikin saya yakin akan berhasil dan saya tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan kesuksesan ini.
4. Struktur Organigram
BAB IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kondisi Nyata Usaha Kecil dan Menengah saat ini Selama krisis ekonomi yang berawal pada pertengahan tahun 1997, sektor agribisnis termasuk didalamnya bisnis kecil secara nyata telah mampu menjadi stabilizer perekonomian di Indonesia. Hal ini terbukti masih tetapnya usaha-usaha agribisnis berproduksi, terutama usaha menengah dan usaha kecil.
Peluang Usaha Kecil yang sedang dikembangkan Pembangunan pertanian dalam kerangka system agribisnis merupakan suatu rangkaian dan keterkaitan dari : (1) Sub agribisnis hulu (upstream agribusiness) yaitu seluruh kegiatan ekonomi yang menghasilkan sarana produksi bagi pertanian primer (usahatani); (2) Sub agribisnis usahatani (on-farm agribusiness) atau pertanian primer, yaitu kegiatan yang menggunakan sara produksi dan sub agribisnis hulu untuk menghasilkan komoditas pertanian primer. Sub ini di Indonesia disebut pertanian; (3) Sub agribisnis hilir (down-stream agribusiness) yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah komoditas pertanian primer menjadi produk olahan baik bentuk produk antara (intermediate product) maupun bentuk produk akhir (finished product); dan (4) Sub jasa penunjang yaitu kegiatan yang menyediakan jasa bagi ketiga sub agribisnis di atas. Ini semua merupakan peluang yang dapat kita manfaatkan sebagai peluang untuk menjadi wirausahawan.
Kondisi Kepemimpinan Bisnis Kecil saat ini Kondisi kebanyakan bisnis kecil yang ada di Indonesia, Pemimpin: Manajer, Direktur biasanya juga pemilik itu sendiri, bagian-bagian vital perusahaan cenderung dijabat oleh anggota keluarga dekat, sehingga kekuasan pemimpin pada bisnis kecil tak terbatas.
Penerapan Teori Motivasi dalam
Bisnis Kecil Kelemahan mendasar pada bisnis kecil adalah mengabaikan arti dan
makna motivasi ini, pemilik biasanya hanya memperhatikan pada tingkat kebutuhan
dasar, belum lagi, pemerintah telah mematok upah minimum regional misalnya, justru
ini akan menjadi acuan untuk menggaji karyawannya sebatas atau sebesar UMR itu
sendiri. Pada akhirnya banyak bisnis kecil yang tidak bertahan lama karena
ditinggalkan SDM yang telah perpengalaman.
B. Saran
Motivasi Pemerintah Selama krisis ekonomi yang berawal pada pertengahan tahun 1997, sektor agribisnis termasuk didalamnya bisnis kecil secara nyata telah mampu menjadi stabilizer perekonomian di Indonesia. Hal ini terbukti masih tetapnya usaha-usaha agribisnis berproduksi, terutama usaha menengah dan usaha kecil. Jika ini yang terjadi haruslah ada intervensi pemerintah sebagai regulasi dalam memotivasi bertumbuhnya wira-wira usaha baru sehingga perekonomian nasional dapat segera bangkit.
Para pemimpin Bisnis Kecil,
belajarlah lebih banyak lagi Para pemimpin bisnis kecil, pandanglah masa depan
perusahaan anda sebagai sebuah masa depan yang terus dapat di wariskan sehingga
anda dapat mengelola bisnis secara profesional, manjauhkan diri dari kekuasan
mutlak, kesewenang-wenangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ir. HARMAIZAR, Peluang Menangkap Usaha,
mantep gan
ReplyDelete